Jumat, 18 April 2014

12 Maret

Alunan musik terus menggema dalam kekosongan. Ketika kekosongan menjadi teman terbaik. Bukan! Ini bukan tentang mengosongkan gelas, tapi lebih kepada kekosongan makna. Makna yang tak lagi bermakna. Ketika lentera jiwa tak bisa diraih. Ini yang dimaksud dengan kekosongan makna. Apa yang dilakukan ada dirimu di situ, tapi hatimu tidak hadir.

Mencintai bekerja dalam diam dan berjalan di jalan sunyi. Tanpa pujian sana-sini. Yaitu bekerja member makna. Bukan seperti alunan musik yang menggema dalam kekosongan. Hambar dan hampa. Mencintai makna, mungkin ini pekerjaan yang berat. Tapi, kau akan menikmatinya.

Ini tentang setelah kau. Apakah kau akan mewarisi keringat?
Apakah kau akan mewarisi makna?


Apa makna yang ingin kau beri?