Indonesia dikenal oleh Negara lain adalah Negara yang sangat
ramah, sopan, santun, tidak sombong dan sebagainya. Negri yang begitu hebat
perjuangan para pahlawannya ini tetap membudayakan senyum yang tulus. Teringat
ketika saya masih duduk di SD ( bernostalgia sedikit ), hampir setiap minggu warga
melakukan gotong royong. Dari merenovasi masjid, memperbaiki jalan, membangun
jembatan hingga membangun rumah sampai dibantu warga . Warga di sini sangat
heterogen, dari suku melayu, jawa, dayak, china, batak, dan bali ada di sini.
Inilah Indonesia, dari berbagai macam suku tersebar di seluruh pelosok negri dan
tetap menjunjung tinggi Bhineka tunggal Ika.
Indonesia memang memiliki berbagai macam suku, bahasa,
agama/kepercayaan, budaya dan tradisi. Semua adalah karakter bangsa yang sangat
luar biasa. Namun itu bukanlah penyebab dari rasa tidak peduli mereka. Kalau
saya mendengar cerita orang tua tentang masa lalu, memang sangat bebeda pemuda
saat ini dengan pemuda zaman dulu tentang rasa peduli. Kalau kita lihat di
kota-kota, mungkin banyak sekali tetangga sebelah yang tidak dikenal. Senyum
saja susah apalagi senyum yang baik dan benar ( 3 cm ke kanan 3 cm ke kiri J ).
Kembali ke cerita masa lalu para orang tua, melihat sikap
anak muda sekarang ini banyak yang nyeleneh. Kalau dulu anak perempuan dan anak
lelaki berpegangan tangan saja merasa malu bahkan merasa bersalah, tetapi kalau
sekarang kita bisa lihat di jalan-jalan, taman-taman dan tempat umum lainnya
mereka asik dengan dunia mereka berdua. Bahkan banyak yang mengatakan “dunia
hanya milik kita berdua, yang lain ngontrak” (wow… kalau saya di usir, tinggal
di mana?). belum lagi kalau disenggol
sedikit, langsung marah. Bagaimana kalau disenggol langsung senyum, betapa
indahnya dunia ini.
Banyak pemuda-pemuda
yang lupa tentang identitas bangsa ini bahkan ada yang tidak tau dan yang parah
lagi tidak mau tau. Sudah banyak anak muda yang terjebak narkotika, minum
minuman keras, judi, free sex, berhura-hura dan problematika saat ini. Apakah
pemuda akan terus tergerus oleh permasalahan-permasalahan yang ada?. Apakah
karena modernisasi?. Seharusnya kita lebih bijak dan dewasa terhadap
modernisasi. Kita juga tidak bisa berlarut-larut dalam keterpurukan ini. Kemanakah identitas yang harus menjadi jati diri kita. bukankah
kita sebagai pemuda yang menjadi tonggak perubahan malah menjadi penambah
masalah.
Mungkin kita perlu banyak belajar dari orang-orang tua saat
ini tentang rasa peduli terhadap sesama. Belajar bagaimana senyum yang baik dan
benar, belajar bersikap sopan santun, belajar bagaimana menghadapi perbedaan
dan banyak yang perlu kita pelajari. Bukankah bangsa kita ini bangsa yang ramah
dan peduli terhadap sesama? Maka mudahkanlah tersenyum dan mari berbagi.
Ruang Tamu Rumah, 22 Februari 2012
Pukul 16:31