Jumat, 08 November 2013

Mental Kaya

Tentang mental kaya, ini bukan masalah materi atau cari mendapatkan materi. Ini tentang non materi tetapi sangat penting bagi kita. Saya bukan udah nguasain ini tetapi masih tahap belajar dan akan belajar terus tentang mental kaya. Mental kaya ini jauh lebih penting dari kekayaan itu sendiri. Dari sebagian kecil pengalaman saya, pengalaman orang lain dan dari buku-buku, mental kaya ini bukan haya milik orang yang punya kekayaan saja. Mental kaya harus dimiliki semua orang, dari yang miskin, yang dalam proses menuju kaya apalagi yang udah kaya secara materi. Menurut saya, ini beberapa mental yang harus dimiliki agar bermental kaya. Yuk lanjut

Yang pertama harus BERSYUKUR. Ini jurus yang sebenarnya bukan rahasia lagi tetapi kebanyakan dari kita (apalagi saya) sering lupa. Kalau mau itung-itungan, dari badan kita aja udah berharga banget. Coba berapa harga ginjal? Milyaran!!!  Itu baru satu organ. Belum lagi mata, jantung, hati, darah daaaaaaaaaaaaan masih banyak lagi. Ga bakal keitung berapa nominalnya. Mengutip dari ayat Al-Quran “nikmat Tuhanmu yang mana kamu dustakan”. Ga ada alasan untuk nyalahin keadaan kalau kita beralasan ga punya apa-apa. Toh kita ini kaya buaaaanget kok

Yang kedua MEMBERI. Ini adalah kebiasaan orang-orang kaya. Tau berapa sedekah Bill Gates? 266 Triliun!!! “wajar dong dia kan kaya” Mungkin ada respon sebagian orang seperti ini. Tapi coba liat seorang pemulung yang bernama Bu Sahati Wati yang menabung selama 7 tahun untuk bisa berkurban di hari raya Idul Adha. Saya sendiri malu melihat beritanya. Sekali lagi, mental kaya tidak memandang kaya atau miskin. Yang jelas member tak akan membuat kita menjadi miskin dan saya belum pernah melihat sejarahnya sedekah kemudian menjadi miskin.

Yang ketiga TIDAK MEMINTA-MINTA. Meminta-minta bukan kepada manusia ya, mintanya cukup kepada Yang Maha KAYA aja. Mau tau berapa penghasilan pengemis? Yuk itung-itung. Di Jakarta pengemis bisa melebihi gaji manajer. Yaaa bisa sampai 30 juta perbulan deh. Seger keliatannya. Menurut saya bukan masalah duitnya, tetapi cara mendapatkannya. Bermental kaya itu memberi, itu aja. Yaa kalau diberi ya terima aja, kan hadiah. Tetapi kalau ga diberi jangan mita-minta juga.


Yang keempat MENGHARGAI WAKTU. Nah ini, kesejahteraan Indonesia sangat berhubungan dengan orang Indonesia yang menghargai waktu. Lagi-lagi ini menurut saya, kalau warga Indonesia bisa menghargai waktu dan disiplin waktu bisa jadi kesejahteraan meningkat. Saya ngebayanginnya sih begitu. Sepertinya di Negara-negara maju waktu sangat dihargai eh bukan sepertinya tetapi memang. di jepang kalau telat malu sekali. Di eropa wahhh ga tau deh. Bukan bermaksud menjelekkan Indonesia, tetapi ayo sama-sama memperbaikinya. Yaa sudah, semoga kita bisa mengamalkannya. F!GHT *semangat membara*

3 komentar: