Selasa, 04 Juni 2013

Berbagi Itu Mudah


Saya teringat pesan guru saya yang pernah menyampaikan sebuah hadist yang sangat menggetarkan jiwa, raga dan seisi galxy bima sakti J. Hadistnya berbunyi “ jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh” (HR. muslim)

Kemudian guru saya melanjutkan perkataanya sambil melihat kami dengan tatapan yang penuh kasih sayang. aheeeey  “Kalau kita mati kita mau bawa apa?” tanya beliau. Dilanjutkannya lagi “ sedekah jariyah kita sebanyak apa? Udah bangun masjid? Udah bangun sekolah berapa? Udah bangun jalan seberapa panjang?” kamipun terdiam mendengarnya. Sedikit sekali rasanya sedekah kami. Belum lagi kalau niatnya ga lurus, kacau. Udah sedikit ga ikhlas lagi, waduuuuh. Pertanyaan yang timbul dipikiran saya ketika mendengar itu. Yang bagus sih sedekah banyak dan ikhlas (yukk belejar :D)

Guru saya lanjutkan lagi perkataanya “doa anak yang sholeh? Nikah aja belom (ini sebenarnya #kode biar saya cepet nikah hehe). Jadi anak sholeh/ah sebenarnya bentuk nyata cinta kita kepada orang tua kita. yuk doakan doakan orangtu kita J

Dengan semangat 360, guru saya melanjutkan kembali (kok semangat 360? Karena 8 kali lipat dari semangat 45 dan tekad yang bulat muehehe) “ nih ilmu yang bermanfaat, mumpung masih muda. Tenaga masih kuat, belum banyak tanggungan. Sebarkan ilmu yang bermanfaat sebanyak-banyaknya”. Tanpa komando kamipun mengengguk-angguk seraya mengiyakan.

Untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat sebenarnya sekarang relative lebih mudah. Dengan semakin cepatnya informasi dan kemajuan teknologi, kita bisa dengan mudah menyebarluaskannya. Contohnya lewat media sosial, seperti facebook dan twitter. Kalau kita punya 1000 teman di facebook dan menuliskan ilmu yang bermanfaat, maka 1000 orang mendapatkan manfaat dari tulisan kita. mudah kan? Dari pada buat galau ga jelas atau maki-maki mending untuk berbagi ilmu. Kalau narsis sedikit ga apa kali ya hehe. Sama juga dengan di twitter, kalau ga tau mau nulis apa yaa tinggal nge-retweet akun yang bermanfaat. So simple

Yaa begitu mudahnya untuk berbagi ilmu di era sekarang, tapi juga begitu mudah berbagi kegalauan di media sosial. hati-hati. Bisa juga kita menulis di blog atau buat video tutorial berhijab di youtube, contohnya. Ayo menebar manfaat dari mana saja dan dari apa yang kita punya. Kalau menyebarkan ilmu atau sedekah dengan berjama’ah wiiiiihhh powerfull banget ini. Ini solusi kalau ga bisa sendiri ya rame-rame. Kolaborasi. Ayooo mulai berbagi :D

mau berinterksi? Boleh ke akun @nggabp

Senin, 03 Juni 2013

Asiknya ke Landak



Beberapa hari yang lalu saya dan kawan-kawan yaaa boleh la dikatakan berpetualang ke kabupaten Landak. Petualangan kami itu hanya 2 hari saja. Tapi, banyak yang unik yang saya liat dari kabupaten ini. Walaupun Cuma sebentar sih petualang di sana. Saya mau menyampaikan sebagian kecil keunikan yang saya lihat secara langsung di hari pertama aja ya. Karena hari pertama kami melewati “jalur belakang” untuk samapai di kabupaten landak ini dan hari kedua ituuu penuh tantangan dan perjuangan. Kalau hari kedua ini kami melalui “jalur depan”. Yaaa nanti tau sendiri apa maksudnya

Oke. Perjalanan di mulai dari Pontianak melewati jalan 28 oktober dan jalan berbatu. Saya membayangkan nantinya akan melewati jalan aspal yang mulus. Ehh taunya ga ada sama sekali. Yang ada Cuma jalan berbatu, tanah merah yang licin karena habis hujan dan jalan semen seadanya. Bahkan untuk jalan semen saya sempat mengukurnya. Lebarnya ada yang 2 jengkal dan 3 jengkal aja (nah coba ukur ya J). Ternyata setelah melewati jalan yang penuh gejolak (hehhe agak lebay), kami harus melewati sungai dengan berenang dan tenggelam bersama motor-motor. Ga sampe berenang dan tenggelam juga sih, di sana udah tersedia TAXI. Ya beneeerr taxi. Tapi taxi ini motor air. Saya pun heran kok di kasi nama taxi. Hmmm

Yeeeyy akhirnya kami naik taxi alias motor air untuk menuju landak. FYI aja, sungai ini adalah perbatasan antara kabupaten kuburaya dan kabupaten landak. Makanya saya katakan ini “jalur belakang” karena ga ada tulisan “selamat datang di kabupaten Landak” J. Setelah turun dari taxi, perjalanan masih dilanjutkan dan kami disambut dengan hujan yang cukup lebat. Mungkin kedatangan kami diberkahi hehe. Jeng jeng jeeeeng ternyata di sana masih alami dan asri buangget. Terlihat beberapa pepohonan karet sebagai mata pencaharian masyarakat setempat.

Daaaan akhirnya sampe juga di tempat tujuan di sore hari. Ketika sampai, saya seolah-olah terlempar jauh belasan tahun kebelakang ketika masih kecil. Rumah-rumah jaraknya sangat jauh. Yang terdekat Cuma ada 2 rumah aja. Ketika malam hari jalan-jalan sanat sepi, terdenganr suara-suara binatang khas malam dan suasana sangat dingin karena masih banyak pohon dan habis hujan. Jangan tanya di sini ada super market, warnet dan tempat karoke? Lah sinyal aja susah!. Tapi, di sini uenak banget untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk di kota. Rasanya damai, udara masih segar dan ada kembang desa (eh aduh ketahuan nih :p )

Yap… kesokan subuh. Udara segeeerrr banget dan dingin kayak di kutub utara (tiba-tiba badan beku). Pagi ini nih yang seru nih. KITA KELILING KAMPUNG *teriak pake TOA. Sebenarnya mau main-main ke tempat saudara taman saya ehh di sana ada sampan juga, nganggur lagi. Daaan akhirnya nyampan juga. walaupun ngajak anak kecil nyuruh dayung (maklum ga bisa ngedayung sampan, trauma tenggelam nyampan juga sih hehe). *pesan moral : jangan main sampan tanpa didampingi orang yang ahli. Catet nih. abis nyampan kami kembali ke tempat asal nginap tadi malam ( sambil liat kanan kiri, sapa tau ada kembang desa hehe).

Ehh eh eh… kok ada yang aneh ya? Kok ga ada anak sekolah yang lewat sih? Setelah saya tanya-tanya, ternyata mereka masuk siang. Ohh kok gitu ya? Karena di sini kekurangan tenaga pengajar dan kebanyakan pengajarnya noreh karet dulu (bahasa indonesianya noreh apa ya?). dan uniknya di sini ga terlalu penting seragam sekolah yang penting sekolah!. Walaupun banyak yang udah pake seragam sekolah tetapi ada yang masih pake baju pramuka (ini hari senin loh). Ada juga yang Cuma pake sandal jepit. Wahhh saya tersentuh melihat semangat mau belajar mereka walaupun dengan segala keterbatasan mereka. Yang uniknya lagi nuansa relijius di sini masih sangat kental. Terlihat dari anak-anak yang berangkat sekolah yang masih menggunakan kopiah dan jilbab. Di keseharian mereka juga seperti itu. Bahkan yang laki-laki dan perempuan masih banyak yang pake sarung. Unik kan? :D

!Cemungudh
@nggabp