Kamis, 12 Juli 2012

Bunuh saja keluargamu!!!

Sepertinya sudah banyak informasi tentang bahaya merokok bagi perokok. Bahkan sudah tertulis sangat jelas di bungkus apa dampak rokok bagi kesehatan dan sering disosialisasikan. Mau ditulis sebesar apa lagi? Mau disuarakan sekeras apa lagi dampak merokok ini??. Hati saya cukup tersayat ketika anak SMP sudah mulai merokok di depan saya. Bahkan ada kasus anak usia 2 tahun sudah mulai menghembus-hembuskan asap rokok itu. Maunya apa mereka?? Mau bunuh diri? Mau merasakan rumah sakit? Mau merasakan keluarga semakin merana?. Saya pernah membaca sebagian besar perokok adalah orang miskin. Saya lupa berpa tepatnya berapa persen, kira-kira 60%-70%  gitu lah (kalo ada yang bisa menunjukan lebih tepat silakan). Nah.. mau diapakan keluarganya?? Orang sekitarnya??

“Bunuh saja keluargamu” jika masih merokok!!!! Lihat saja ketika harga kebutuhan pokok merangkak naik dan biaya pendidikan naik, mereka berteriak turunkan harga ini, turunkan harga itu. Sedangkan ketika rokok naik apa reaksi mereka? Biasa saja… bisa di cek harga rokok yang saya tau harganya 5.000-13.000, kebanyakan dari mereka membeli rokok agak mahal, dikisaran 10.000. Di bandingkan dengan harga beras bisa dapat sekilo dan kebutuhan lainnya per hari. Coba bayangkan ketika perokok itu sakit parah akibat “membeli penyakit”. Apa yang terjadi?? Dia menelantarkan keluarga demi membeli penyakit yang jelas-jelas sudah diketahui. Yang jelas dia tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarganya. Masih mau merokok??? Bunuh saja keluargamu!!!

Enak saja mengepul-ngepulkan asap, sedangkan sekitarnya terkena dampaknya. Ingat broo… perokok pasif lebih beresiko dibandingkan perokok aktif. Belum lagi dia sudah berkeluarga atau malah meracuni keluarga orang lain. Sama saja dia sakit bawa-bawa orang lain lebih sakit. Bagaimana kalau ada ibu hamil, atau anak bayi?? Saya tanya… masih mau merokok??? Berarti mau membunuh keluarga secara perlahan. Ini lebih sakit dari pada dibunuh dengan tiba-tiba karena tersiksa oleh penyakit apalagi ditambah biaya pengobatan dan perawatan. Bunuh saja keluargamu!!! Jika masih ngotot mau merokok.

Kata mereka “kami penyumbang pajak terbesar dari rokok kok”, “kami membantu perekonomian rakyat Indonesia”, “kalau kami merokok, kami kan memberi lapangan pekerjaan para petani tembakau”. Sobat, saya lebih mencintai sahabat saya dibandingkan Negara ini. Saya lebih memilih sahabat saya selamat dari pada Negara ini. Karena kita bisa membangun negeri tercinta ini secara bersama-sama. Kita bisa pikirkan apa pekerjaan bagi warga Indonesia. Kita bisa bersama untuk memberantas pengangguran. Dan sebenarnya Negara ini rugi akibat rokok, padahal rokok adalah penyumbang pendapatan Negara terbesar.

Menurut data Depkes tahun 2004, dana yang di kelurakan untuk biaya kesehatan, pengobatan dan kematian akibat rokok adalah sebesar 127,4 Triliun. Sedangkan pendapatan dari rokok sebesar 16,5 Triliun. Mau berkata apa lagi? Bunuh saja rakyat Indonesia ini. Bayangkan negri ini rugi berkali-kali lipat. Masih mau berkata “kami mensejahterakan petani tembkau”??? omong kosong aja!!!. Kalau mau pendapatan besar, permudah saja narkoba, legalkan saja perjudian dan komersialkan saja prostitusi jika hanya ingin pendapatan besar. Ini masalah kepentingan.

Setau saya daging babi itu ada belasan jenis zat berbahaya di dalamnya, sedangkan bir ada puluhan jenis zat bebahaya dan itu semua hukumnya HARAM. Kalau rokok zat berbahaya ada 2000 mau dibilang apa coba?? Saya bukan ustadz, bukan pula ulama apa lagi ketua MUI yang bisa menentukan haram atau tidak. Ilmu saya masih cetek. Namun untuk apa membeli penyakit, anak TK nol BESAR pun tau kalau itu merusak. Sudahlah tau miskin merokok pula. Jangan tersinggung, kalau keadaannya seperti ini. Toh kebanyakan orang miskin yang merokok. Jangan biarkan orang-orang yang kita cintai terkena dampak ini sobat.  Sebenarnya sih rokok yu gak ada bahayanya, tapi kalo gak diidupin… yuks hidup sehat dan menyehatkan lingkungan kita.


Di sudut keresahan hati dan sudut kamar rumah
11 juli 2012
Dini hari 00:18

0 komentar:

Posting Komentar