Senin, 03 Juni 2013

Asiknya ke Landak



Beberapa hari yang lalu saya dan kawan-kawan yaaa boleh la dikatakan berpetualang ke kabupaten Landak. Petualangan kami itu hanya 2 hari saja. Tapi, banyak yang unik yang saya liat dari kabupaten ini. Walaupun Cuma sebentar sih petualang di sana. Saya mau menyampaikan sebagian kecil keunikan yang saya lihat secara langsung di hari pertama aja ya. Karena hari pertama kami melewati “jalur belakang” untuk samapai di kabupaten landak ini dan hari kedua ituuu penuh tantangan dan perjuangan. Kalau hari kedua ini kami melalui “jalur depan”. Yaaa nanti tau sendiri apa maksudnya

Oke. Perjalanan di mulai dari Pontianak melewati jalan 28 oktober dan jalan berbatu. Saya membayangkan nantinya akan melewati jalan aspal yang mulus. Ehh taunya ga ada sama sekali. Yang ada Cuma jalan berbatu, tanah merah yang licin karena habis hujan dan jalan semen seadanya. Bahkan untuk jalan semen saya sempat mengukurnya. Lebarnya ada yang 2 jengkal dan 3 jengkal aja (nah coba ukur ya J). Ternyata setelah melewati jalan yang penuh gejolak (hehhe agak lebay), kami harus melewati sungai dengan berenang dan tenggelam bersama motor-motor. Ga sampe berenang dan tenggelam juga sih, di sana udah tersedia TAXI. Ya beneeerr taxi. Tapi taxi ini motor air. Saya pun heran kok di kasi nama taxi. Hmmm

Yeeeyy akhirnya kami naik taxi alias motor air untuk menuju landak. FYI aja, sungai ini adalah perbatasan antara kabupaten kuburaya dan kabupaten landak. Makanya saya katakan ini “jalur belakang” karena ga ada tulisan “selamat datang di kabupaten Landak” J. Setelah turun dari taxi, perjalanan masih dilanjutkan dan kami disambut dengan hujan yang cukup lebat. Mungkin kedatangan kami diberkahi hehe. Jeng jeng jeeeeng ternyata di sana masih alami dan asri buangget. Terlihat beberapa pepohonan karet sebagai mata pencaharian masyarakat setempat.

Daaaan akhirnya sampe juga di tempat tujuan di sore hari. Ketika sampai, saya seolah-olah terlempar jauh belasan tahun kebelakang ketika masih kecil. Rumah-rumah jaraknya sangat jauh. Yang terdekat Cuma ada 2 rumah aja. Ketika malam hari jalan-jalan sanat sepi, terdenganr suara-suara binatang khas malam dan suasana sangat dingin karena masih banyak pohon dan habis hujan. Jangan tanya di sini ada super market, warnet dan tempat karoke? Lah sinyal aja susah!. Tapi, di sini uenak banget untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk di kota. Rasanya damai, udara masih segar dan ada kembang desa (eh aduh ketahuan nih :p )

Yap… kesokan subuh. Udara segeeerrr banget dan dingin kayak di kutub utara (tiba-tiba badan beku). Pagi ini nih yang seru nih. KITA KELILING KAMPUNG *teriak pake TOA. Sebenarnya mau main-main ke tempat saudara taman saya ehh di sana ada sampan juga, nganggur lagi. Daaan akhirnya nyampan juga. walaupun ngajak anak kecil nyuruh dayung (maklum ga bisa ngedayung sampan, trauma tenggelam nyampan juga sih hehe). *pesan moral : jangan main sampan tanpa didampingi orang yang ahli. Catet nih. abis nyampan kami kembali ke tempat asal nginap tadi malam ( sambil liat kanan kiri, sapa tau ada kembang desa hehe).

Ehh eh eh… kok ada yang aneh ya? Kok ga ada anak sekolah yang lewat sih? Setelah saya tanya-tanya, ternyata mereka masuk siang. Ohh kok gitu ya? Karena di sini kekurangan tenaga pengajar dan kebanyakan pengajarnya noreh karet dulu (bahasa indonesianya noreh apa ya?). dan uniknya di sini ga terlalu penting seragam sekolah yang penting sekolah!. Walaupun banyak yang udah pake seragam sekolah tetapi ada yang masih pake baju pramuka (ini hari senin loh). Ada juga yang Cuma pake sandal jepit. Wahhh saya tersentuh melihat semangat mau belajar mereka walaupun dengan segala keterbatasan mereka. Yang uniknya lagi nuansa relijius di sini masih sangat kental. Terlihat dari anak-anak yang berangkat sekolah yang masih menggunakan kopiah dan jilbab. Di keseharian mereka juga seperti itu. Bahkan yang laki-laki dan perempuan masih banyak yang pake sarung. Unik kan? :D

!Cemungudh
@nggabp

0 komentar:

Posting Komentar