Sebelum engkau
lahir, masih di dalam rahim, kedua orangtuamu bertanya sambil mengelus-ngelus
perut sang ibu
“apa jenis
kelaminmu?”
“mirip
ayahnya atau ibunya?”
“normal
atau tidak?” atau apalah
Tapi jauh sebelum
dari itu malaikat bertanya kepada Allah tentang engkau
"…Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?..."
Pada saat engkau sudah terlahir, bisa berlari, pandai berbicara dan mulai
mengenal dunia. Orang-orang akan bertanya
“siapa namamu?”
“sekolah dimana?”
“suka main apa?”
“cita-cita kamu apa?”
Dan ketika kamu harus menentukan mau kemana arah hidupmu. Orang-orang
terus bertanya
“kuliah di mana?”
“jurusan apa?”
“semester berapa?”
Ketika engkau
menyentuh angka 20an. Pertanyaan mulai menyesakkan.
“kapan
wisuda?”
“kerja apa?”
“kerja di mana?”
“kapan
nikah?”
Mungkin akan
berlanjut…
“anak sudah
berapa?”
“anak
sekolah di mana?”
Daaan banyak
pertanyaan lainnya.
Hingga akhirnya
tak ada lagi orang yang bertanya tentang engkau. Mereka sibuk dengan urusan
masing-masing. Sampai saatnya sang malaikat yang bertanya…..
“Man Rabbuka?
Siapa Tuhanmu?”
“Man Nabiyyuka?
Siapa Nabimu?”
“Ma Dinuka? Apa
agamamu?”
“Man Imamuka?
Siapa imammu?”
“Aina Qiblatuka?
Di mana kiblatmu?”
“Man Ikhwanuka?
Siapa saudaramu?”
0 komentar:
Posting Komentar