Jumat, 22 November 2013

Menolong Diri Sendiri

Beberapa hari yang lalu saya mengikuti gerakan “berbagi nasi”, kegiatannya sekitar jam 10 malam kita bagiin nasi kepada orang-orang yang tidur di tepian jalanan, di atas jembatan dan orang-orang yang kerjanya di jalanan. Saya dan teman saya, samudra, tidak tau mengapa langkah-langkah kami begitu ringan untuk pergi menuju tempat berkumpulnya tim Berbagi Nasi. Setelah sampai di  TKP, saya dan samudra ikut “beraksi” untuk membagikan nasi dan air kepada target. Yang menarik dari berbagi nasi adalah dari nasi kita tau masalah-masalah yang nyata di sana. Dari cerita salah satu tim Berbagi Nasi kang fauzan, dia pernah menemukan bayi yang baru berusia 5 hari. Dan keadaanya sudah menguning.

Sebenarnya banyak cerita dari tim Berbagi Nasi, dari yang sakit, ibu yang hamil sampai bapak-bapak yang ingin pulang ingin membelikan kain kafan dan pulang kampung karena bapaknya meninggal tetapi tidak punya biaya. Ada yang menarik setelah kegiatan ini, kami yang baru bergabung diskusi kecil-kecilan. Kang danang mengatakan, “kita sebenarnya tidak menolong mereka, namun kita yang menolong diri kita sendiri” ada makna yang dalam dari berbagi nasi. Dari nasi ini kita belajar bersyukur, masih banyak yang perlu makanan.


Sebungkus nasipun tidak akan membuat mereka kaya, namun sebungkus nasi ini mengajarkan kita untuk berbagi. Dari sini kita belajar untuk menjadi orang kaya, maksudnya kita membiasakan untuk berbagi sebagai kebiasaan. 

0 komentar:

Posting Komentar