Rabu, 22 Februari 2012

Kemana Identitas Kita?




Indonesia dikenal oleh Negara lain adalah Negara yang sangat ramah, sopan, santun, tidak sombong dan sebagainya. Negri yang begitu hebat perjuangan para pahlawannya ini tetap membudayakan senyum yang tulus. Teringat ketika saya masih duduk di SD ( bernostalgia sedikit ), hampir setiap minggu warga melakukan gotong royong. Dari merenovasi masjid, memperbaiki jalan, membangun jembatan hingga membangun rumah sampai dibantu warga . Warga di sini sangat heterogen, dari suku melayu, jawa, dayak, china, batak, dan bali ada di sini. Inilah Indonesia, dari berbagai macam suku tersebar di seluruh pelosok negri dan tetap menjunjung tinggi Bhineka tunggal Ika.

Indonesia memang memiliki berbagai macam suku, bahasa, agama/kepercayaan, budaya dan tradisi. Semua adalah karakter bangsa yang sangat luar biasa. Namun itu bukanlah penyebab dari rasa tidak peduli mereka. Kalau saya mendengar cerita orang tua tentang masa lalu, memang sangat bebeda pemuda saat ini dengan pemuda zaman dulu tentang rasa peduli. Kalau kita lihat di kota-kota, mungkin banyak sekali tetangga sebelah yang tidak dikenal. Senyum saja susah apalagi senyum yang baik dan benar ( 3 cm ke kanan 3 cm ke kiri J ). 

Kembali ke cerita masa lalu para orang tua, melihat sikap anak muda sekarang ini banyak yang nyeleneh. Kalau dulu anak perempuan dan anak lelaki berpegangan tangan saja merasa malu bahkan merasa bersalah, tetapi kalau sekarang kita bisa lihat di jalan-jalan, taman-taman dan tempat umum lainnya mereka asik dengan dunia mereka berdua. Bahkan banyak yang mengatakan “dunia hanya milik kita berdua, yang lain ngontrak” (wow… kalau saya di usir, tinggal di mana?).  belum lagi kalau disenggol sedikit, langsung marah. Bagaimana kalau disenggol langsung senyum, betapa indahnya dunia ini.
Banyak  pemuda-pemuda yang lupa tentang identitas bangsa ini bahkan ada yang tidak tau dan yang parah lagi tidak mau tau. Sudah banyak anak muda yang terjebak narkotika, minum minuman keras, judi, free sex, berhura-hura dan problematika saat ini. Apakah pemuda akan terus tergerus oleh permasalahan-permasalahan yang ada?. Apakah karena modernisasi?. Seharusnya kita lebih bijak dan dewasa terhadap modernisasi. Kita juga tidak bisa berlarut-larut dalam keterpurukan ini.  Kemanakah identitas  yang harus menjadi jati diri kita. bukankah kita sebagai pemuda yang menjadi tonggak perubahan malah menjadi penambah masalah. 

Mungkin kita perlu banyak belajar dari orang-orang tua saat ini tentang rasa peduli terhadap sesama. Belajar bagaimana senyum yang baik dan benar, belajar bersikap sopan santun, belajar bagaimana menghadapi perbedaan dan banyak yang perlu kita pelajari. Bukankah bangsa kita ini bangsa yang ramah dan peduli terhadap sesama? Maka mudahkanlah tersenyum dan mari berbagi.


Ruang Tamu Rumah, 22 Februari 2012
Pukul 16:31

0 komentar:

Posting Komentar